Jumat, 22 November 2013

EYD & TANDA BACA

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ada beberapa tanda baca yang terdapat pada EYD yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Tanda baca yang terdapat dalam EYD :

1. Tanda Titik
- Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.

Misalnya:

Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai Pustaka.

2. Tanda Koma (,)
- Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Misalnya:

Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

3. Tanda Titik Dua (:)
- Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.

Misalnya:

Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

4. Tanda Hubung (-)
- Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.

Misalnya:

Di samping cara-cara lama itu ada ju-

ga cara yang baru.

5. Tanda Pisah (–)
- Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.

Misalnya:

Kemerdekaan bangsa itu–saya yakin akan tercapai–diperjuangkan oleh bangas itu sendiri.

6. Tanda Tanya (?)
- Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Misalnya:

Kapan ia berangkat?

7. Tanda Seru (!)
- Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.

Misalnya:

Alangkah seramnya peristiwa itu!

8. Tanda Kurung ((…))
- Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

Misalnya:

Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.

9. Tanda Petik (“…”)
- Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

Misalnya:

Bacalah ”Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.

10. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
- Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.

Misalnya:


Ali ’kan kusurati. (‘kan = akan)
CONTOH BERITA YANG TIDAK BAKU

Penyaluran bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebagai bentuk kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), ternyata banyak nya­sar. Tidak jelasnya kriteria baku penerima bantuan ini, menjadi pemicu BLSM tak tepat sasaran. 
Terhitung sam­pai tanggal 16 Juli 2013, se­kitar 47.074 Kar­tu Perlin­dungan So­sial (KPS) sebagai per­syaratan utama menerima BLSM telah dikem­balikan. Jumlah tersebut diper­kirakan masih mungkin terus bertam­bah hingga seluruh KPS dibagi­kan. Seluruh KPS terse­but nantinya akan diganti de­ngan nama-nama penerima baru, berhak menerima BLSM dan bantuan lainnya.
“Tidak ada kri­teria baku me­mang,” ujar Sri Ku­su­mas­tuti Rahayu, Ketua Pokja Pengendali Klaster I Program Bantuan Sosial TNP2K (Tim Nasional Percepatan Pe­nanggulangan Kemiskinan) di Jakarta, kemarin (18/7).
Sebab, lanjutnya, kriteria tersebut akan disesuaikan untuk tiap masing-masing rumah tang­ga dan tiap daerah. Sehingga, antara setiap daerah satu dengan lain memiliki kriteria warga miskin berbeda-beda. Ia mem­beri contoh, misalnya wilayah DKI dan sekitarnya. Memilliki handphone atau sepeda motor tidak akan bisa dijadikan patokan menentukan seseorang miskin atau kaya. Pasalnya, nyaris semua warga memiliki dua barang ter­sebut. Beda halnya dibandingkan dengan daerah terpencil lainnya.
“Oleh sebab itu, tidak jarang memang ada penemuan pene­rima bantuan memiliki hand­phone dan lainnya. Menurut survei, setidaknya 7 dari 10 warga DKI memiliki hand­pho­ne,” jelasnya.
Ia menilai, kriteria baku tidak akan dapat digunakan maksimal dalam pendataan tersebut. Harus ada pem­ban­ding antara rumah tangga satu dengan lainnya. Misalnya, jum­lah anak, pekerjaan pasangan suami istri, status dari kepala rumah tangga, dan sebagainya. Sayangnya, hal tersebut justru menimbulkan dugaan adanya ketidaktepatan pendataan, se­hingga banyak BLSM nyasar.
Kenyataannya, tambahnya, di lapangan banyak ditemukan ketidaktepatan sasaran-sasaran tersebut. Baik kondisi penerima, maupun alamat dituju untuk pengiriman KPS. Banyak warga dianggap mampu, namun justru menerima bantuan.
Sri menyatakan, hal tersebut sangat mungkin terjadi. Kesa­lahan pendataan tidak dapat dihilangkan. Terlebih, data yang digunakan tahun 2011. Sehing­ga, sangat mungkin terjadi peru­bahan-perubahan terhadap kon­disi di masyarakat. “Kalau me­mang ada tidak berhak tapi menerima (BLSM), itu pasti ada. Paling hanya 6 persen, tidak lebih. Dan saat ini sudah kita perbaiki, jadi saat ini tidak separah itu,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, Badan Pu­sat Statistik (BPS) telah mela­kukan pendataan terkait jumlah warga miskin di Indonesia. Sekitar 50 persen data telah dikumpulkan melalui survei bekerja sama dengan desa ter­kait. Kemudian, di­lakukan pe­ngurutan oleh TNP2K selanjut­nya diambil 40 persen dari nomor urut paling bawah (paling miskin) untuk didata kem­bali.
Ditalangi APBD
Di sisi lain, pemerintah mem­buka banyak jalan mengatasi persoalan pendistribusian BLSM. Pemda diminta menggunakan dana talangan dari APBD guna menutupi kekurangan anggaran bantuan.
Mendagri Gamawan Fauzi mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan dua aturan ber­ben­tuk Instruksi Mendagri No­mor 541/3150/SJ Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Pembagian Kartu Perlindungan Sosial, dan Penanganan Pengaduan Ma­syarakat dan Surat Edaran (SE) Mendagri Nomor 541/3674/SJ tanggal 15 Juli 2013, perihal Bantuan untuk Keluarga Miskin di Luar Daftar BLSM Pusat.
“Sudah kita buat aturannya kemarin. Cara penggunaan dana di luar BLSM pusat itu, daerah boleh menganggarkannya dan menambah jika daerah me­nganggap ada harus ditambah,” ung­kapnya usai membuka Ra­pat Kerja V Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) di Jakarta, kemarin.
Dalam kondisi daerah ter­tentu ada warganya layak mene­rima BLSM namun tidak terhi­tung sebelumnya, dalam SE Mendagri itu boleh diper­guna­kan. Ini untuk menghindari pemilihan jalan pintas dengan cara memotong nominal BLSM, dan potongannya dialokasikan kepada pihak lain juga berhak menerima bantuan tunai ter­sebut. “Kalau ada di luar paket sekitar 15,5 juta kepala keluarga RTS (rumah tangga sasaran) penerima BLSM itu, kita harap­kan partisipasi provinsi, kabu­paten, dan kota,” tegasnya.
Dalam aturan Kemendagri, dana talangan untuk BLSM boleh diambil dari APBD. Jika belum tertampung, bisa dila­kukan me­lalui APBD Peruba­han. Jika tidak memungkinkan juga, bisa me­lalui peluncuran peraturan gu­bernur. “Dibuat saja dulu nanti dipertang­gungja­wab­kan di ak­hir,” ujarnya  (jpnn)

Senin, 21 Oktober 2013

EJA KATA & DIKSI

KETERANGAN :
#Kutipan kata-kata atau kalimat Vicky Prasetyo yang tidak sesuai dengan EYD digarisbawahi dan bercetak miring.  
 "Di usiaku ini, twenty nine my age, aku masih merindukan apresiasi karena basically, aku senang music. Walaupun kontroversi hati aku lebih menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran yang kita pilih ya."

"Kita belajar, apa ya, harmonisisasi dari hal terkecil sampai terbesar. Aku pikir,kita enggak boleh ego terhadap satu kepentingan dan kudeta apa yang kita menjadi keinginan."

"Dengan adanya hubungan ini,"bukan mempertakut, bukan mempersuram statusisasi kemakmuran keluarga dia, tapi menjadi confident."

"Tapi, kita harus bisa mensiasati kecerdasan itu untuk labil ekonomi kita tetap lebih baik dan aku sangat bangga..." kata Vicky lagi.

Seusai memberikan keterangan itu, Zaskia berkata mesra kepada Vicky, "Dibeliin rumah ya Pap ya, aku dibeliin rumah ya sayang ya..."

"Nantilah, kita komunikasikan lagi,"

#Kutipan kata-kata atau kalimat Vicky Prasetyo yang sesuai dengan EYD atau yang sudah diperbaiki.
“Diusia saya yang ke-29 tahun, saya masih ingin berapresiasi karena pada dasarnya saya menyukai musik. Hati saya menjadi dilema akhirnya saya harus memilih mencari penghasilan yang lain supaya hidup makmur.”

"Atas keputusan itu saya belajar dari hal terkecil sampai terbesar. Saya pikir, kita tidak boleh egois terhadap satu kepentingan dan tidak memaksakan apa yang menjadi keinginan kita.”

"Dengan adanya hubungan antara saya dan Zaskia, tak sepatutnya keluarga Zaskia khawatir akan kehilangan pekerjaan Zaskia. Keluarganya harus tetap percaya diri.”

"Keadaan ekonomi keluarganya akan tetap lebih baik. Saya sangat bangga, Zaskia bisa menjadi tulang punggung keluarga."

Seusai memberikan keterangan itu, Zaskia berkata mesra kepada Vicky, "Dibeliin rumah ya Pap ya, aku dibeliin rumah ya sayang..."


“Nantilah, kita komunikasikan lagi."

Minggu, 06 Oktober 2013

Pentingnya Berbahasa Yang Baik dan Benar Dalam Dunia Sistem Informasi

Tugas SoftSkill Bahasa Indonesia


Nama:Abrian H
NPM:10111053
Kelas:3KA31




Ragam Bahasa

Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri

Jenis Ragam Bahasa

Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
  • Ragam bahasa undang-undang
  • Ragam bahasa jurnalistik
  • Ragam bahasa ilmiah
  • Ragam bahasa sastra
Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
  1. Ragam lisan yang antara lain meliputi:
    • Ragam bahasa cakapan
    • Ragam bahasa pidato
    • Ragam bahasa kuliah
    • Ragam bahasa panggung
  2. Ragam tulis yang antara lain meliputi:
    • Ragam bahasa teknis
    • Ragam bahasa undang-undang
    • Ragam bahasa catatan
    • Ragam bahasa surat

Pentingnya Berbahasa Yang Baik dan Benar Dalam Dunia Sistem Informasi

Bahasa merupakan suatu sistem yang berstruktur dari simbol-simbol bunyi arbitrer yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain. Termasuk bahasa yang ada pada media massa merupakan simbol yang digunakan oleh kelompok sosial sebagai alat besosialiasi.

Media berperan sangat penting bagi kehidupan kita, untuk mendapatkan berita-berita penting dan berharga, tanpa harus berduyun-duyun ke tempat kejadian perkara. Hanya dengan membaca atau menyaksikan tayangan berita, masyarakat bisa dengan mudah mengikuti berbagai informasi yang terjadi di berbagai belahan dunia.

Dengan demikian, fungsi media massa adalah mengumpulkan informasi tentang kenyataan sebagai bahan berita, mengolah, dan menyunting bahan berita tersebut, untuk selanjutnya menyajikan sebagai berita, serta menjelaskan kenyataan yang terjadi saat itu.

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik merupakan unsur terpenting dalam penulisan media massa, baik itu media cetak ataupun media elektronik. Meskipun, dalam penerbitannya, terkadang media massa mengalami banyak masalah dalam penggunaan bahasa. Sehingga, menimbulkan banyak sekali penyimpangan bahasa di dalamnya. Oleh karena itu, dalam penulisan informasi pada media massa harus benar-benar diperhatikan, agar tidak menimbulkan masalah penyimpangan bahasa.

Sumber :